Pendahuluan
Selamat pagi Ananda, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga Ananda semua dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan pembelajaran hari ini. Pada kegiatan pembelajaran kali ini, kita akan belajar tentang teks eksposisi. Dengan mempelajari materi ini kalian akan mampu menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi, serta mengkonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi, struktur dan kebahasaan.
Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi
Pada kompetensi dasar ini, terdapat dua indikator yaitu, sebagai berikut:
- Mengidentifikasi Struktur Teks Eksposisi
- Mengidentifikasi Kebahasaan Teks Eksposisi
Mengidentifikasi Struktur Teks Eskposisi
Teks eksposisi memiliki struktur yang khas dan berbeda dari jenis teks lainnya. Secara umum teks eksposisi memiliki struktur sebagai berikut.
- Pernyataan (tesis) adalah bagian teks yang berisikan pernyataan pendapat penulis. Bagian ini juga bisa disebut sebagai bagian pembuka.
- Argumentasi adalah bagian yang berisikan alasan yang dapat memperkuat argumen penulis dalam memperkuat ataupun menolak suatu gagasan.
- Rekomendasi adalah bagian yang berisikan saran, simpulan, atau penegasan ulang pendapat penulis.
Adapun ciri-ciri teks eksposisi adalah sebagai berikut:
- Bersifat menjelaskan informasi atau menyampaikan
- Penyampaian menggunakan bahasa yang lugas disertai dengan bukti yang
- Bersifat netral atau tidak memihak (objektif) dan tidak bertujuan memengaruhi
- Menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan
Mengidentifikasi Kebahasaan Teks Eksposisi
Aspek atau ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks eksposisi adalah sebagai berikut.
- Teks eksposisi menggunakan pronomina, yaitu kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda, seperti saya, aku, kita, kami, dan mereka. Pronomina ini terutama digunakan dalam bagian pernyataan pendapat atau tesis dan penegasan ulang pendapat.
Contoh: Kalimat nomor (1) menggunakan pronomina kita. Kalimat tersebut merupakan kalimat tesis yang terdapat pada paragraf pertama dalam teks eksposisi tersebut. Sedangkan, contoh nomor (2) menggunakan pronomina saya. Kalimat tersebut terdapat di bagian akhir teks eksposisi yang telah Ananda baca yang merupakan bagian penegasan ulang pendapat.
- Teks eksposisi banyak menggunakan jenis adverbia (kata keterangan), yaitu kata yang memberikan keterangan pada verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat),dan nomina (kata benda).
Contoh: 1. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, anak-anak, lansia, dan orang-orang penderita penyakit jantung dan paru-paru memiliki risiko yang sangat besar terkena dampak kabut asap.
2. Penyakit Pneumonia akan mengakibatkan paru-paru menjadi hitam dan rusak. Akibatnya, paru-paru akan kehilangan kemampuannya untuk melakukan tugas utamanya, yaitu bernafas sehingga para penderita penyakit ini sulit untuk sembuh, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Kata sangat pada contoh nomor (1) merupakan adverbia yang menerangkan adjektiva (kata sifat) besar. Sedangkankata akan pada contoh nomor (2) menerangakan verba (kata kerja) mengakibatkan dan menerangkan nomina (kata benda) kehilangan.
- Teks eksposisi banyak menggunakan nomina, yakni kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak.
Contoh: Kabut asap yang mencemari udara ini menimbulkan berbagai kerugian dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi kesehatan mereka, sehingga masyarakat yang menghirup kabut asap memiliki berbagai macam risiko penyakit yang berbahaya. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, anak-anak, lansia, dan orang-orang penderita penyakit jantung dan paru-paru memiliki risiko yang sangat besar terkena dampak kabut asap.
Contoh dalam kutipan teks eksposisi tersebut banyak menggunakan nomina atau kata benda. Kata benda tersebut ada yang berupa nomina dasar (kabut, asap, udara, masyarakat,dll) dan berupa kata benda yang mengalami proses nominalisasi yaitu pembentukan nomina dari kelas lain dengan menggunakan afiks ke-an,pe-, pe-an, dan per-an (kerugian, kesehatan, penyakit dari kelas kata sifat (adjektiva) dan pengembangan, kementerian dari kelas kata benda (nomina)).
- Teks eksposisi selain banyak menggunakan kelas kata nomina juga banyak menggunakan kelas kata verba yaitu kata kerja yang menggambarkan proses atau perbuatan. Verba yang digunakan berupa verba aktif dan verba pasif. Verba aktif adalah bila persona yang terkandung dalam bentuk kata kerja menjadi agens atau pelaku yang melakukan perbuatan itu. Sedangkan, verba pasif adalah bila persona yang terkandung dalam bentuk kata kerja itu menjadi patiens yaitu yang menderita hasil tindakan itu.
Contoh: Ada beberapa penyakit berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh kabut asap ini, di antaranya iritasi pada bagian mata dan kulit. Hal ini disebabkan oleh partikel- partikel halus yang melayang-layang di udara mengenai mata dan kulit mereka sehingga mata dan kulit menjadi perih dan memerah. Penyakit Pneumonia akan mengakibatkan paru-paru menjadi hitam dan Akibatnya, paru-paru akan kehilangan kemampuannya untuk melakukan tugas utamanya, yaitu bernafas sehingga para penderita penyakit ini sulit untuk sembuh, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Kalimat (1) dan (2) menggunakan verba pasif yang ditandai dengan afiks di-. Sedangkan kalimat (3) dan (4) menggunakan verba aktif yang ditandai dengan afiks me-,me-kan, me-i dan ber-.
- Teks eksposisi banyak menggunakan kelas kata adjektiva yaitu kata yang menerangkan kata benda dan dapat melekat pada kata sangat, sekali, paling, lebih.
Contoh:
- Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, anak-anak, lansia, dan orang-orang penderita penyakit jantung dan paru-paru memiliki risiko yang sangat besar terkena dampak kabut asap.
- Dari risiko-risiko penyakit di atas, baik secara langsung maupun tidak langsung, anak-anak kecil dan para lanjut usialah yang sangat berisiko terkena dampaknya. Hal ini dikarenakan anak kecil dan lansia memiliki daya tahan tubuh yang lemah dibandingkan dengan orang-orang dewasa. Kelas kata adjektiva dalam kedua contoh tersebut adalah besar, kecil, lemah, dan dewasa.
Latihan
Bacalah teks eksposisi berikut dengan cermat!
Realita Hukum di Indonesia
Sebenarnya hukum di Indonesia sebagaimana yang telah diatur pada undang-undang telah secara tegas mengatur hukuman berbagai pelaku tindak kejahatan. Namun, realitanya seringkali terjadi ketidakadilan hukum yang merugikan banyak orang. Hukum boleh saja tegas, namun menjadi tumpul di hadapan koruptor, itulah kenyataan saat ini. Bukan rahasia umum lagi bahwa para koruptor di Indonesia mendapatkan hukuman yang tingkatannya masih tergolong ringan, bahkan ada koruptor yang menerima fasilitas mewah, padahal sudah merugikan bangsa. Seringkali kita menonton berita bahwa seorang maling dihajar masa hingga tewas. Namun, belum pernah ada koruptor di Indonesia dikeroyok masa sampai tewas. Hukum di Indonesia itu bisa dikatakan hanya tegas di hadapan rakyat kecil. Sebut saja kasus yang pernah menimpa seorang nenek. Kasusnya hanya karena diduga mencuri kayu, beliau terancam hukuman selama lima tahun penjara. Sungguh tidak adil memang jika dibandingkan dengan hukuman yang akan diterima koruptor.
Sumber: http://ensiklopediasli.blogspot.co.id
Setelah Ananda membaca teks tersebut, jawablah pertanyaan berikut!
- Identifikasilah struktur teks eksposisi yang telah Ananda baca tersebut!
- Identifikasilah unsur kebahasaan pada teks tersebut!
Mengonstruksikan Teks Eksposisi dengan Memerhatikan Isi, Struktur dan Kebahasaan.
Menentukan Gagasan Pokok dan Gagasan Penjelas dalam Teks Eksposisi
Pada pelajaran ini Ananda akan mengidentifikasi isi pokok informasi dalam teks eksposisi. Setiap teks eksposisi memiliki isi pokok. Isi pokok yang akan kita identifikasi yaitu isi yang berupa permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi yang terdapat dalam teks eksposisi yang dibaca atau didengar. Sebelum Ananda mengidentifikasi isi informasi teks eksposisi, baca teks eksposisi “Bahaya Kabut Asap bagi Kesehatan” berikut.
Bahaya Kabut Asap Bagi Kesehatan
Saat ini udara di beberapa kota besar di Indonesia tercemar dengan kabut asap hasil dari pembakaran hutan dan lahan akibat ulah manusia. Kabut asap tersebut kini memenuhi udara dan telah melewati ambang batas normal yang bisa dihirup oleh manusia. Kabut asap yang melayang-layang di udara ini 100 kali lebih berbahaya daripada asap yang dikeluarkan oleh rokok karena mengandung ratusan kali zat karsionogenik yang sangat berbahaya di dalamnya bagi kesehatan tubuh kita. Kabut asap yang mencemari udara ini menimbulkan berbagai kerugian dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi kesehatan mereka sehingga masyarakat yang menghirup kabut asap memiliki berbagai macam risiko penyakit yang berbahaya.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, anak-anak, lansia, dan orang-orang penderita penyakit jantung dan paruparu memiliki risiko yang sangat besar terkena dampak kabut asap. Ada beberapa penyakit berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh kabut asap ini, di antaranya iritasi pada bagian mata dan kulit. Hal ini disebabkan oleh partikel-partikel halus yang melayang-layang di udara mengenai mata dan kulit mereka sehingga mata dan kulit menjadi perih dan memerah. Apabila hal ini terus menerus terjadi, kerusakan pada mata dan kulit akan semakin meradang. Bahaya kabut asap selanjutnya adalah memperparah para penderita asma dan penyakit paru-paru kronis, seperti bronkitis, dan PPOK. Penyakit-penyakit tersebuat akan bertambah buruk jika kabut asap terhirup ke dalam paru. Selain itu, bagi para penderita penyakit kronis lainnya seperti jantung, hati, dan ginjal, kabut asap ini menjadi faktor yang bisa memperburuk keadaan mereka. Hal ini terjadi karena kabut asap yang terhirup itu menurunkan daya tahan tubuh sehingga tubuh kehilangan sistem imunitasnya.
Bahaya kabut asap lainnya adalah bencana ini dapat menyebabkan insfeksi pada paru-paru dan saluran pernafasan. Kabut asap yang terhirup tersebut akan mengakibatkan selaput lendir di mulut, hidung, dan tenggorokan terinfeksi sehingga menyebabkan alergi dan peradangan pada saluran pernapasan atau disebut juga dengan ISPA. Bahkan ,yang paling parah kabut asap ini bisa menyebabkan penyakit Pneumonia. Penyakit Pneumonia akan mengakibatkan paru-paru menjadi hitam dan rusak. Akibatnya, paru-paru akan kehilangan kemampuannya untuk melakukan tugas utamanya, yaitu bernafas sehingga para penderita penyakit ini sulit untuk sembuh, bahkan bisa menyebabkan kematian. Selain membahayakan secara langsung, kabut asap juga mengakibatkan terganggunya sistem pencernaan manusia. Partikel-partikel kabut asap yang mengandung zat karsionogenik berbahaya tersebut terbawa angin dan menempel pada permukaan tumbuhan, dan buah-buahan. Selain itu, partikel kabut asap itu juga mencemari sumber-sumber air, seperti sungai, sumur, dan danau. Buah, tumbuhan, dan air yang tercemar tersebut akan dikonsumsi oleh manusia. Akibatnya, masyarakat yang mengonsumsinya menderita berbagai masalah pencernaan, seperti diare, dan penyakit pencernaan lainnya.
Dampak tidak langsung lainnya adalah kabut asap bisa menimbulkan stres. Masyarakat yang tepapar kabut asap tidak bisa beraktivitas seperti biasanya sehingga mau tidak mau mereka harus berdiam diri di dalam rumah. Hal inilah yang menimbulkan stress di dalam diri mereka. Akibatnya, daya tahan tubuh menjadi menurun dan mereka menjadi mudah terserang penyakit. Dari risiko-risiko penyakit di atas, baik secara langsung maupun tidak langsung, anak-anak kecil dan para lanjut usialah yang sangat beresiko terkena dampaknya. Hal ini dikarenakan anak kecil dan lansia memiliki daya tahan tubuh yang lemah dibandingkan dengan orang-orang dewasa. Berdasarkan penjabaran di atas, dapat saya simpulkan bahwa kabut asap yang menyelimuti udara bisa menyebabkan penyakit terhadap masyarakat yang menghirupnya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sumber:http://kakakpintar.com/contoh-karangan-eksposisi-tentang-kesehatan-terbaru
Setelah Ananda membaca teks eksposisi “Bahaya Kabut Asap bagi Kesehatan”, coba Ananda identifikasi isi pokok informasi dalam teks tersebut. Hal yang akan kita identifikasi yaitu isi yang berupa permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi yang terdapat dalam teks eksposisi tersebut. Jika Ananda merasa kesulitan, diskusikan dengan temanmu. Setelah itu, cocokan dengan jawaban di bawah ini.
Isi pokok informasi teks eksposisi “Bahaya Kabut Asap bagi Kesehatan” adalah sebagai berikut:
-
Masalah
Saat ini udara di beberapa kota besar di Indonesia tercemar dengan kabut asap hasil dari pembakaran hutan dan lahan akibat ulah manusia yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.
-
Argumentasi
- Kabut asap yang mencemari udara mengakibatkan anak-anak, lansia, dan, orang-orang penderita penyakit jantung dan paru-paru memiliki risiko yang sangat besar terkena dampak kabut asap.
- Bahaya kabut asap selanjutnya adalah memperparah para penderita asma dan penyakit paru-paru kronis, seperti bronkitis, dan PPOK.
- Bahaya kabut asap lainnya adalah bencana ini dapat menyebabkan insfeksi pada paru-paru dan saluran pernafasan.
- Selain membahayakan secara langsung, kabut asap juga mengakibatkan terganggunya sistem pencernaan manusia.
- Dampak tidak langsung lainnya adalah kabut asap bisa menimbulkan
-
Pengetahuan
Kabut asap sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia
-
Rekomendasi
Teks tersebut tidak memiliki isi tentang rekomendasi.
Setelah Ananda mengidentifikasi isi pokok informasi dalam teks eksposisi “Bahaya Kabut Asap bagi Kesehatan”, selanjutnya adalah mengembangkan teks eksposisi tersebut dengan terlebih dahulu menentukan gagasan pokok dan gagasan penjelas teks eksposisi. Pada setiap paragraf selalu terdapat satu gagasan pokok yang juga dikenal sebagai ide pokok. Ide pokok itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah paragraf. Untuk menyusun sebuah teks eksposisi, mulailah dengan mendata gagasan-gagasan pokok yang sesuai dengan topik yang akan kita bahas. Selanjutnya, kembangkanlah gagasan-gagasan pokok tersebut dengan gagasan penjelas agar ide yang kita sampaikan menjadi jelas bagi pendengar atau pembaca.
Menyusun Teks Eksposisi
Adapun langkah-langkah menyusun sebuah teks eksposisi adalah sebagai berikut.
-
Menetukan topik
Pilihlah topik yang menarik dan bermakna. Artinya, topik yang akan kita pilih harus menarik untuk dibaca dan bermanfaat untuk para pembaca. Selain itu, materinya harus dikuasai, mudah dicari datanya, dan mudah dikembangkan. Misalnya, “Bahaya Mie Instan bagi Kesehatan”. Topik ini sangat menarik dan sangat bermanfaat bagi masyarakat karena banyak orang yang tidak tahu bahaya mie instan sehingga sering mengonsumsinya.
-
Menyusun kerangka teks
Susunlah kerangka teks sesuai dengan struktur teks eksposisi, yakni pernyataan pendapat/tesis, argumentasi, dan penegasan ulang pendapat.
-
Mengembangkan kerangka
Setelah Ananda menyusun kerangka, langkah selanjutnya adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah teks eksposisi yang utuh dengan memerhatikan struktur dan ciri kebahasaan teks eksposisi.
-
Merevisi teks eksposisi
Teks eksposisi yang telah disusun perlu direvisi karena ketika kita menulis mungkin masih ada kesalahan. Karena itu, hal yang harus kita revisi adalah struktur kalimatnya, ejaan, dan tanda baca.
Latihan
Bacalah teks eksposisi berikut!
Hujan adalah salah satu bentukan proses presipitasi. Hujan juga merupakan salah satu bentukan dari proses siklus hidrologi. Proses terjadinya hujan mulai dari sinar matahari yang membawa energi panas sehingga terjadi proses evaporasi. Dalam proses evaporasi, air di bumi (laut, danau, sungai serta badan air lainnya) menguap karena peningkatan suhu dari matahari. Kemudian menghasilkan uap air. Uap-uap air akan terangkat ke udara melalui proses kondensasi. Setelah proses kondensasi, uap air berubah menjadi embun akibat oleh suhu di sekitar uap air lebih rendah dari titik embun air. Suhu udara semakin tinggi membuat titik dari embun semakin banyak lalu membentuk menjadi awan. Begitulah proses pembentukan hujan dari awal hingga selanjutnya awan akan kembali menurunkan airnya ke bumi. Setelah tiba musim kemarau, air kembali menguap dan kembali menjadi awan.
Sumber: http://serambisiswa.blogspot.com/2015/11/proses-terjadinya-hujan.html (dengan pengubahan)
- Berdasarkan teks di atas, tentukanlah gagasan pokok dan gagasan penjelasnya!
- Susunlah sebuah teks eksposisi dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan!
Rangkuman
- Secara umum teks eksposisi memiliki struktur sebagai berikut:
- Pernyataan (tesis) adalah bagian teks yang berisikan pernyataan pendapat penulis. Bagian ini juga bisa disebut sebagai bagian
- Argumentasi adalah bagian yang berisikan alasan yang dapat memperkuat argumen penulis dalam memperkuat ataupun menolak suatu gagasan.
- Rekomendasai adalah bagian yang berisikan saran, simpulan, atau penegasan ulang pendapat penulis.
- Aspek atau ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks eksposisi adalah sebagai berikut:
- Teks eksposisi menggunakan pronomina
- Teks eksposisi banyak menggunakan jenis kata adverbial
- Teks eksposisi banyak menggunakan nomina
- Teks eksposisi selain banyak menggunakan kelas kata nomina
- Teks eksposisi juga banyak menggunakan kelas kata verba
- Teks eksposisi banyak menggunakan kelas kata adjektiva
- Setiap teks eksposisi memiliki isi pokok. Isi pokok yang diidentifikasi yaitu berupa permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi yang terdapat dalam teks eksposisi yang dibaca atau
- Adapun langkah-langkah menyusun sebuah teks eksposisi adalah sebagai berikut:
- Menetukan topik
- Menyusun kerangka teks
- Mengembangkan kerangka
- Merevisi teks eksposisi